Senin, 19 Juni 2017

Pengertian SDLC beserta Tahapannya


          Pengertian SDLC

                SDLC (Systems Development Life Cycle)  atau  Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem) adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).

                Tahapan pada SDLC


                Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat lima langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah:
A.      Perencanaan Sistem (Systems Planning)
Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
B.       Analisis Sistem (Systems Analysis)
Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.
C.      Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.
D.      Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
E.       Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
                Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
                Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem.
Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai SDLC, kurang lebih mohon maaf.






Sumber:


Pengertian, Manfaat Perlindungan terhadap Aspek-aspek pada Information Security Management System (ISMS)

                


                Apa pengertian ISMS?
          Information Security Management System (ISMS), yang di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) adalah sebuah rencana manajemen yang menspesifikasikan kebutuhan-kebutuhan untuk implementasi kontrol keamanan informasi baik untuk mengukur, menganalisa, mengendalikan serta mengetahui kebutuhan organisasi akan keamanan data. ISMS didesain untuk melindungi asset informasi dari seluruh gangguan keamanan. Oleh karena itu perlu kiranya bagi organisasi untuk menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Informasi ISO 27001 : 2005.
                Standar ISO/IEC 27001:2005 adalah sebuah proses dari mengaplikasikan kontrol manajemen keamanan di dalam sebuah organisasi untuk mendapatkan servis keamanan dalam rangka meminimalisir resiko asset dan memastikan keberlangsungan bisnis. Servis keamanan yang utama yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:





a.       Information Confidentiality  (Kerahasiaan Informasi)
                Aspek yang mengusahakan untuk menjaga informasi dari orang-orang yang tidak berhak mengakses, biasanya berhubungan dengan data yang diberikan pihak lain untuk kepentingan tertentu. Contoh yang berhubungan dengan Privacy adalah e-mail seorang pemakai user tidak boleh dibaca oleh seorang administrator.Contoh Confidential Information adalah data-data yang sifatnya pribadi,dan pelanggan dari Internet Service Provider.
b.       Information Integrity (Integritas Informasi)
                Aspek ini menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seiiziin pemilik informasi. Adanya virus Trojan Horse atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa seiizin merupakan contoh yang harus dihadapi.
c.       Services Availibility (Ketersediaan servis)
                Ketersediaan hubungan dengan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan.Sistem informasi yang diserang atau dijebol dapat menghambat atau meniadakan akses informasi.

Apa saja Manfaat dari ISMS?

1.       ISO 27001 menuntut Anda untuk terus meningkatkan keamanan informasi dari perusahaan Anda. Hal ini membuat Anda dapat lebih menentukan jumlah keamanan yang tepat dibutuhkan di perusahaan anda. Sumber daya yang dihabiskan dalam jumlah yang tepat.
2.        Memberikan keyakinan dan jaminan kepada klien ataupun mitra dagang, bahwa perusahaan yang dikelola mempunyai manajemen keamanan informasi yang baik sesuai standar internasional. Selain itu, ISO 27001 dapat digunakan pula untuk mempromosikan perusahaan.
3.        Memastikan bahwa organisasi Anda memiliki kontrol terkait keamanan informasi terhadap lingkungan bisnis, pada prosesnya yang mungkin akan menimbulkan resiko atau gangguan.
4.        Operasional organisasi atau perusahaan akan berjalan baik karena tugas dan tanggung jawab serta proses bisnis terdefinisi dengan jelas.
5.       Membantu organisasi dalam menjalankan perubahan-perubahan baik yang berkesinambungan dalam pengelolaan keamanan informasi.











Sumber: