Ketika masih
kecil, tentu kita sering berandai tentang akan menjadi apa kita kelak. Tidak jarang
juga pertanyaan “kamu cita-citanya mau jadi apa?”, dilontarkan orang-orang tua
kepada anak kecil. Anak kecil yang belum memiliki pengalaman pun pasti
rata-rata akan menjawab dengan jawaban monoton seperti ingin menjadi dokter,
polisi, ataupun penyanyi. Mereka yang menjawab dengan jawaban itu pun belum
tentu memiliki keahlian di bidang tersebut. Bahkan, tidak sedikit orang tua
yang mendorong anaknya untuk menjadi seperti apa yang orang tuanya inginkan. Sekalipun
anak itu tidak memiliki minat atau bakat ke bidang yang ditekuninya. Memang,
jaman sekarang sekolah-sekolah mulai memfasilitasi ekstrakulikuler (ekskul) yang
baeragam untuk diikuti anak didiknya. Namun apakah untuk mengetahui bakat dan
minat, anak-anak harus mengikutin satu per satu ekskul yang tersedia. Tentu itu
akan sangat menguras waktu dan tenaga anak, anak bisa jadi jenuh karena
banayaknya aktifitas yang harus dijalani terus menerus.
Kebingungan
para orang tua untuk mengetahui bakat sang anak kini sudah teratasi. Dijaman
yang serba canggih ini sudah ada alat pendeteksi bakat lewat sidik jari. Sidik
jari adalah sesuatu yang unik, setiap manusia di dunia memiliki sidik jari yang
berbeda beda. Potensi dan bakat terpendam anak kini bisa dideteksi hanya
melalui pemindaian sidik jari. Teknik itu bisa membaca kelebihan dan kekurangan
anak serta solusinya dengan tingkat akurasi 95 persen. Setiap anak memiliki
keunikan, bakat, dan kelebihan masing-masing sejak dilahirkan ke dunia.
Kebanyakan orang tua tentu saja ingin mengetahui potensi bawaan dan bakat
terpendam anaknya agar mereka bisa menentukan metode pendidikan yang sesuai
bagi sang anak.
Menurut
Jason Teo, Chief Operating Officer (COO) Brain Child Leaming(BCL),teknologj
dmnaro-glyphics (teknologi memindai 10 jari manusia) dapat dipakai untuk
membuktikan seberapa besar kapasitas yang dimiliki anak sejak lahir, mengetahui
potensi bawaan, serta bakat terpendam anak. Teknologi tersebut, lanjut Jason,
mulanya dikembangkan di Harvard University, Cambridge, Massachusetts, Amerika
Serikat (AS).
Selanjutnya
BCL mengembangkan teknologi dermatoglyphics selama 15 tahun untuk disesuaikan
dengan kebutuhan tes bagi anak-anak di Asia. Dilihat dari cara kerjanya,
teknologi yang berupa perangkat lunak itu menghitung jumlah garis dalam sidik
jari manusia. Setelah itu, software akan mengukur derajat antara pertemuan garis
dan pusat pada motif garis di jari. Seusai pengukuran, perangkat lunak tersebut
akan menganalisis karakter seseorang berdasarkan jenis sidik jari. Secara umum,
jenis sidik jari manusia ada empat macam, yaitu whorl (W), ulnar loop (U),
radial loop (R), dan arch (A). Orang dengan jenis sidik jari whorl biasanya
memiliki karakter independen, kompetitif, keras kepala, dan proaktif. Karakter
orang yang memiliki jenis sidik jari ulnar loop biasanya emosional, memiliki
kemampuan adaptasi yang cepat, serta mudah berinteraksi. Orang yang memiliki
jenis sidik jari radial loop biasanya cenderung egois dan memiliki pemikiran
terbalik. Adapun karakter orang yang memiliki jenis sidik jari arch cenderung
praktis, realistis, efisien, tetapi konservatif.
Berikut merupakan gambaran akan seperti apa hasil tes yang
akan keluar:
Memang,
hal-hal seperti ini tidak bisa dijadikan tujuan yang pasti untuk pencarian
bakat anak. Namun, tidak ada salahnya mencoba, para orang tua tetap akan
terbantu untuk memilihkan ekskul bagi sang anak. Dalam hal ini pun peran orang tua tidak kalah penting untuk terus membantu mengarahkan bakat sang anak.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar